A. Pengertian Mikroba
Jasad
hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba atau
mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba
bukan hanya karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan
mata biasa, tetapi juga pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana
dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi. Mata biasa tidak dapat melihat
jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuran mikroba biasanya
dinyatakan dalam mikron (μ), 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel mikroba
umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop,
walaupun demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat
dilihat tanpa alat pembesar.
B. Ciri umum mikroba
Mikroba
di alam secara umum berperanan sebagai produsen, konsumen, maupun
redusen. Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik
dengan energi sinar matahari. Mikroba yang berperanan sebagai produsen
adalah algae dan bakteri fotosintetik. Jasad konsumen menggunakan bahan
organik yang dihasilkan oleh produsen. Contoh mikroba konsumen adalah
protozoa. Jasad redusen menguraikan bahan organik dan sisa-sisa jasad
hidup yang mati menjadi unsur-unsur kimia (mineralisasi bahan organik),
sehingga di alam terjadi siklus unsur-unsur kimia. Contoh mikroba
redusen adalah bakteri dan jamur (fungi).
Sel
mikroba yang ukurannya sangat kecil ini merupakan satuan struktur
biologi. Banyak mikroba yang terdiri dari satu sel saja (uniseluler),
sehingga semua tugas kehidupannya dibebankan pada sel itu. Mikroba ada
yang mempunyai banyak sel (multiseluler). Pada jasad multiseluler
umumnya sudah terdapat pembagian tugas diantara sel atau kelompok
selnya, walaupun organisasi selnya belum sempurna.
Setelah
ditemukan mikroskop elektron, dapat dilihat struktur halus di dalam sel
hidup, sehingga diketahui menurut perkembangan selnya terdapat dua tipe
jasad, yaitu:
1.
Prokariota (jasad prokariotik/ primitif), yaitu jasad yang perkembangan
selnya belum sempurna. Karena sel yang intinya belum memiliki membran,
artinya sistem membran belum ada, sehingga dalam sel tersebut belum
diketemukan organel sel kecuali ribosom. Contoh pada Bacteri dan alga
hijau-biru
2.
Eukariota (jasad eukariotik), yaitu jasad yang perkembangan selnya
telah sempurna. Karena selnya yang sudah memiliki inti sel yang jelas,
artinya sudah memiliki sistem membran. Contoh pada sel hewan termasuk
protozoa dan sel tumbuhan termasuk jamur dan alga.
Selain
yang bersifat seluler, ada mikroba yang bersifat nonseluler, yaitu
virus. Virus adalah jasad hidup yang bersifat parasit obligat, berukuran
super kecil atau submikroskopik. Virus hanya dapat dilihat dengan
mikroskop elektron. Struktur virus terutama terdiri dari bahan genetik.
Virus bukan berbentuk sel dan tidak dapat membentuk energi sendiri serta
tidak dapat berbiak tanpa menggunakan jasad hidup lain.
Perbedaan sifat antara virus dengan jasad bersel adalah sebagai berikut:
Struktur
|
Virus
|
Jasad bersel
|
Satuan struktur
|
Partikel (virion)
|
sel
|
Susunan:
- Asam inti
- Protein
- Lipida
- Polisakarida
- ATP / energi
|
DNA / RNA
ada (selubung)
tidak ada / ada
tidak ada / ada
tidak ada
|
DNA dan RNA
ada, lengkap
ada
ada
ada
|
Sifat pertumbuhan:
- Terbentuk dari bahan genetik saja
- Bagian-bagian disintesis sendiri
- Terbentuk langsung dari elemen struktur sejenis
yang ada sebelumnya
|
Ya
Ya
Tidak
|
Tidak
Tidak
Ya
|
Selain
virus ada jasad hidup yang disebut viroid, yaitu bahan genetik RNA yang
bersifat infeksius (dapat menginfeksi) sel inang. Viroid membawa sifat
genetiknya sendiri yang dapat diekspresikan di dalam sel inang. Jasad
yang lebih sederhana dari virus adalah prion, yang terdiri suatu molekul
protein yang infeksius. Adanya kenyataan ini merupakan perkecualian
sistem biologi, sebab prion menyimpan sifat genetiknya di dalam rantaian
polipeptida, bukan di dalam RNA atau DNA. Prion dapat menggandakan diri
di dalam sel inang dengan mekanisme yang belum diketahui dengan jelas.
C. Metode Dalam Mikrobiologi
Menurut para ahli, mikrobiologi adalah ilmu yang lebih ditentukan oleh
teknik-teknik yang digunakannya daripada oleh obyek yang ditelaahnya.
Beberapa peralatan yang diguakan dalam telaah mikrobiologi adalah, sbb:
1. Loupe
(Lup). Lup atau kaca pembesar merupakan alat optik yang paling
sederhana yang berfungsi untuk melihat benda-benda yang kecil. Lup
terdiri dari sebuah lensa cembung. Agar benda tampak lebih besar, benda
harus diletakkan antara titik fokus dengan lensa.
2. Mikroskop
Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda
mikroskopis (sangat kecil). Mikroskop menggunakan dua buah lensa
cembung, yaitu lensa okuler dan lensa objektif.
a. Cermin cekung digunakan untuk mengumpulkan cahaya yang diperlukan untuk menerangi objek yang akan dilihat.
b. Meja
preparat digunakan untuk meletakkan objek yang akan dilihat. Objek
diletakkan dalam kaca preparat dan dijepit di meja preparat.
c. Lensa
okuler adalah lensa positif dengan jarak fokus lebih besar dari lensa
objektif, sehingga berfungsi sebagai lup (memperbesar bayangan yang
dibentuk oleh lensa objektif).
d. Lensa obyektif merupakan lensa positif dengan jarak fokus yang kecil. Lensa obyektif diarahkan ke objek yang diamati.
e. Tombol pengatur berfungsi untuk mengatur jarak benda agar fokus.
Mikroskop ada beberapa macam, antara lain:
1. Mikroskop Cahaya (mikroskop Medan Terang),
merupakan mikroskop yang biasa digunakan di laboratorium, merupakan
mikroskop majemuk, karena memiliki 2 lensa yaitu lensa okuler dan lensa
obyektif. Dengan teknik pewarnaan atau tidak, akan dapat diamati
ciri-ciri morfologi keseluruhan bakteri, khamir, kapang,alga dan
protozoa.
2. Mikroskop Pendar (Fluorescence Microscope),
digunakan untuk memeriksa spesimen yang diwarnai dengan pewarna pendar
(fluorescent dye), juga untuk mendeteksi benda asing atau antigen (spt
bakteri, ricketsia atau virus) dalam jaringan.
3. Mikroskop Medan-Gelap (Dark-Field Microscope)),
digunakan untuk mengamati bakteri hidup, sehingga terlihat ciri
morfologi yang khas dalam keadaan hidup dan dalam suspensi zat alir..
4. Mikroskop Fasekontras,
suatu tipe mikroskop cahaya yang memungkinkan kontras lebih besar
antara substansi dengan berbagai ketebalan atau berbagai indeks bias.
Dengan teknik ini ditemukan letak struktur di dalam sel yang tidak
diwarnai yang tak termati dengan mikroskop medan terang
5. Mikroskop Elektron, untuk pemeriksaan obyek yang sangat kecil, virus dan struktur ultra sel-sel mikroba.
Teknik pewarnaan
Banyak
senyawa organik berwarna (zat pewarna) digunakan untuk mewarnai mikroba
untuk pemeriksaan mikroskopis. Telah dikembangkan prosedur pewarnaan
untuk:
1. Mengamati dengan lebih baik tampang morfologi mikroba secara kasar
2. Mengidentifikasi bagian-bagian struktur sel mikroba
3. Membantu mengidentifikasi dan/atau membedakan organisme yang serupa
Langkah-langkah utama dalam mempersiapkan spesimen mikroba yang diwarnai untuk pemeriksaan mikroskopik adalah:
1. Penempatan olesan, atau lapisan tipis spesimen, pada kaca obyek
2. Fiksasi olesan itu pada kaca obyek, biasanya dengan pamanasan, menyebabkan mikroba melekat pada pada kaca obyek
3. Aplikasi pewarna tunggal ( pewarnaan sederhana) atau serangkaian larutan pewarna atau reagen (pewarnaan diferensial)
Pewarnaan Sederhana
Pemberian
warna pada bakteri atau jasad renik lain dengan menggunakan larutan
tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis/olesan yang sudah difiksasi
dinamakan pewarnaan sederhana. Lapisan tadi digenangi dengan larutan
pewarna selama jangka waktu tertentu, kemudian larutan itu dicuci dengan
air dan kaca obyeknya dikeringkan dengan kertas penghisap.
Pewarnaan Diferensial
Prosedur
pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau
bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan deferensial. Dengan
teknik ini biasanya digunakan lebih dari satu larutan zat pewarna
/reagen pewarnaan. Salah satu contohnya adalah Pewarnaan Gram, diuraikan
pertama kali oleh Christian Gram (Bakteriolog dari Jerman). Olesan
bakteri dikenai dengan reagen ungu kristal, larutan yodium, alkohol
(bahan pemucat) dan safranin. Bakteri yang diwarnai dengan metode gram
ini dibagi menjadi 2 kelompok. Salah satunya adalah bakteri Gram
positif, mempertahankan zat pewarna ungu kristal sehingga berwarna ungu
tua. Sedangkan yang lain, bakteri gram negatif,kehilangan ungu kristal
ketika dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi pewarna tandingan
dengan warna merah safranin, tampak berwarna merah. Langkah pewarnaan
Gram adalah sbb:
Larutan dan urutan penggunaan
|
Reaksi dan tampang bakteri
| |
Gram Positif
|
Gram Negatif
| |
1. Ungu Kristal (UK)
|
Sel berwarna ungu
|
Sel berwarna ungu
|
2. Larutan yodium (Y)
|
Komplex UK-Y terbentuk di dalam sel, sel tetap berwarna ungu
|
Komplex UK-Y terbentuk di dalam sel, sel tetap berwarna ungu
|
3. Alkohol
|
Dinding
sel mengalami dehidrasi, pori-pori menciut daya rembes dinding sel
dan membran menurun, UK-Y tak dapat keluardari sel, sel tetap ungu
|
Lipid terekstraksi dari dinding sel, pori-pori mengembang komplex UK-Y keluar dari sel, sel menjadi tak berwarna.
|
4. Safranin
|
Sel tak terpengaruh, tetap ungu
|
Sel menyerap zat pewarna ini, menjadi merah.
|
Banyak
pewarnaan deferensial lain digunakan secara luas dalam bakteriologi. Di
bawah ini ringkasan penyiapan preparat untuk pemeriksaan dengan
mikroskop cahaya.
TEKNIK
|
PERSIAPAN
|
PENERAPAN
|
A. Lekapan basah dan tetes gantung
|
Tetesan zat alir berisikan organisme pada kaca obyek atau kaca tutup
|
Telaah morfologi, struktur sel internal, motilitas, atau perubahan sel
|
B. Prosedur pewarnaan
|
Suspensi sel difiksasikan pada kaca obyek sebagai lapisan tipis (olesan), biasanya dengan panas
|
Berbagai prosedur pewarnaan
|
1. Pewarnaan sederhana
|
Olesan diwarnai dengan larutan zat warna tunggal
|
Menunjukkan ukuran bentuk dan tata letak sel
|
2. Pewarnaan deferensial
|
Dua atau lebih reagen digunakan dalam proses pewarnaan
|
Dapat mengamati perbedaan antara sel-sel, bagian-bagian sel
|
a. Gram
|
Pewarna utama (UK) diterapkan pada olesan, kemudian diperlaku-kan dengan reagen dan diberi pewarna tandingan safranin
|
Mencirikan bakteri menjadi salah satu dari kelompok:
1 Gram positif – ungu gelap
2 Gramnegatif - merah
|
b. Tahan-asam
|
Olesan diwarnai dengan karbolfuksin, dipucatkan dan diberi pewarna tandingan metilen blue
|
Memisahkan
bakteri tahan-asam, yang tidak hilang warnanya bila dikenai larutan
asam (Micobakter) dan bakteri tak tahan asam akan pudar warnanya
karena asam
|
c. Giemsa
|
Zat pewarna diterapkan pada olesan darah atau olesan spesimen lain
|
Dapat diamati: protozoa pada olesan darah, riketzia di dalam sel-sel tertentu inangnya, nukleoid pada bakteri.
|
d. Spora
|
Pewarna
utama (hijau malakit) diterapkan dengan panas untukmerembes ke dalam
spora, sel vegetatif terwarnai oleh pewarna tandingan safranin
|
Endospora dapat dilihat pada spesies Bacillus dan Clostridium
|
e. Kapsul
|
Olesan terwarnai setelah perlakuandengan tembaga sulfat
|
Kapsul dapat dilihat sebagai zone (daerah) bening mengelilingi sel-sel berkapsul
|
f. Flagela
|
Mordan berguna untuk menebalkan flagellum sebelum pewarnaan
|
Pengamatan flagellum pada bakteri
|
C. Pewarnaan Negatif
|
Spesimen dicampur dengan tinta india dandisebarkan menjadiapisan tipis
|
Menelaan morfologi, mikroba tidak diwarnai dan dibuat menjadi kasatmata karena latarbelakang yang gelap.
|
bagus materinya jangan lupa komen blog gue hafiizhalifana.blogspot.com
BalasHapusoke.
BalasHapus